Monday, January 22, 2018

Ini Dia Presiden Pribumi Pertama Bolivia dari Suku Indian

Presiden Bolivia
Sumber gambar : panampost.com
Dialah Evo Morales, orang pribumi pertama yang menjadi presiden Bolivia sejak Amerika Latin, khususnya Bolivia diinvasi oleh penjajahan Spanyol lebih dari 470 tahun yang lalu. Terlahir dalam keluarga miskin, di Orinco, Altiplano (Wilayah dataran Tinggi di Bolivia), ayahnya Dionisio Morales Choque, dan ibunya Maria Mamami adalah petani miskin.

Secara etnis ia adalah keturunan suku Indian Aymara. Rumahnya sangat sederhana, rumah khas berbentuk adobe, beratap jerami luasnya sekitar 3-4 meter. Di rumah itulah segala aktivitas keluarga dilakukan, dari memasak, tidur, mencuci dan lain-lain.

Ditengah kemiskinan keluarganya, dari 7 bersaudara, hanya Evo dan kakak perempuannya yang berhasil hidup.  Evo kecil terkenal sebagai pekerja keras. Dia rajin membantu ayahnya di pertanian dan dia juga menjadi penggembala domba dan Llama (sejenis unta tetapi tidak punya bonggol).

Di usia 6 tahun, Evo menemani Ayah dan kakak perempuannya ke bagian utara Argentina untuk memanen tebu. Ia juga sempat menjadi penjual es krim. Evo juga sering menemani ayahnya ke pasar, perjalanan itu ia tempuh dengan berjalan kaki. Dari pengalamannya menemani sang ayah, ia mengenal berbagai macam diskriminasi kepada kaum pribumi. Saat itu, pribumi dilarang memasuki kota, sekalipun untuk belanja dan berjalan-jalan.

Kendati miskin, ia sempat bersekolah. Meski keluarganya harus pontang-panting jatuh-bangun untuk membiayainya sekolahnya. Saat masuk SMP, ia dan temannya sempat berkunjung ke Istana kepresidenan di ibukota La Paz. Mimpinya untuk Bertemu presiden tidak tercapai sebab ditolak oleh protokoler Istana. Saat itu ia bertekad dalam hati “suatu hari nanti, saya akan jadi presiden".

Situasi Bolivia memanas. Evo gagal menuntaskan sekolahnya sebab harus mengikuti wajib militer, ia kemudian ditempatkan di markas militer yang terletak di ibukota La Paz. Saat itu adalah masa-masa krisis politik di Bolivia. Dalam 2 tahun telah terjadi 5 kali pergantian presiden.

Setelah situasi mereda, Evo muda kembali ke kampung halamannya menjadi petani. Ia menyaksikan kehancuran sebagian lahan pertanian milik warga akibat diterjang gelombang El-Nino. Ia dan keluarga memutuskan hijrah ke daerah yang masih subur lahannya.

Di Tahun 1980-an, harga Koka sedang naik. Ia dan petani lainnya menanam koka untuk memenuhi kebutuhan hidup. Selain dijadikan teh dan obat-obatan, masyarakat Indian sejak dahulu punya tradisi mengunyah koka, -seperti tradisi mengunyah sirih di Nusantara-. Koka adalah tanaman herbal yang legal di Bolivia. Daun koka punya zat stimulan untuk mengurangi rasa lapar, haus, sakit, dan lelah. Tidak hanya itu, daun koka juga berguna untuk mengurangi penyakit orang yang tinggal di daerah ketinggian. [1]. Sampai suatu ketika daunnya disalahgunakan menjadi kokain oleh orang-orang Amerika.

Amerika Serikat meningkatkan kampanye perang melawan Koka. Mereka menekan pemerintah Bolivia untuk membumihanguskan tanaman Koka. Situasi itu tepat dengan perubahan politik di Bolivia, seorang Jenderal mengambil alih kekuasaan dengan cara kudeta dan sangat loyalis kepada Amerika Serikat.

Sejak itu Evo aktif di dalam serikat. Evo sangat radikal dan militan. Ia memimpin berbagai aksi untuk merongrong pemerintah dan memaksa menghentikan pembasmian koka. Dalam berbagai aksinya, tidak sedikit kawannya yang kehilangan nyawa. Ia juga sempat ditangkap di suatu pedesaan, disiksa dan dibuang karena dianggap sudah mati. Beruntung, penduduk desa sekitar menyelamatkannya.

Tahun 1989, Evo mulai menyadari perlunya menciptakan alat politik untuk merebut kekuasaan politik. Namun, keingiannya itu baru terwujud di tahun 1995, ketika para petani, penambang, dan masyarakat adat sepakat mendirikan Majelis untuk Kedaulatan Rakyat Banyak (ASP) dan Alat Politik untuk Kedaulatan Rakyat Banyak (IPSP). Atau sering disingkat ASP-IPSP. [2]

Kendati berhasil menggunakan alat politik lain untuk menjadi anggota parlemen, tetapi cita-cita Evo untuk alat politik sendiri tidak pernah surut. Inilah yang mendasari kelahiran partainya: Gerakan Menuju Sosialisme (MAS). [3]

Kemenangan Evo dalam pemilihan umum tahun 2005 sangat menggemparkan. Bagaimana tidak, ia berhasil mengalahkan orang-orang kaya Bolivia yang menjadi pesaingnya. Begitu ia menempati jabatannya, Evo mengumumkan pemotongan gajinya untuk meningkatkan jumlah guru dan dokter di Bolivia.

Presiden Bolivia
Evo & Lula, Presiden Brazil. Sumber gambar : upload.wikimedia.org

Selama menjadi presiden itu pula, penampilannya tidak berubah. Ia lebih sering memakai pakaian sederhana, seperti rakyat pada umumnya. Paling pol hanya memakai jaket kulit dan sweater (tradisional orang Indian) biasa. Dalam kunjungannya ke Negara-negara lain, ia tetap memakai pakaian yang sederhana. Media masa sering menyoroti soal pakaiannya. Karena begitu sederhananya, ada yang menganggap Evo kurang menghormati protokol.




Sumber : Disarikan dari berbagai sumber.
[1] Berdikarionline.com, http://www.berdikarionline.com/jejak-langkah-evo-morales/ dilihat 22 Januari 2018
[2] ibid_
[3] ibid_
Location: Jl. Alternatif Cibubur KM.3, Harjamukti, Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat 16454, Indonesia

0 comments:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html