Friday, February 23, 2018

Pertempuran Iwo Jima, Pintu Gerbang Kejatuhan Jepang dalam Perang Dunia II

Pertempuran Iwo Jima, Pintu Gerbang Kejatuhan Jepang dalam Perang Dunia II
Serdadu Amerika Serikat saat berusaha menegakkan bendera di Puncak Suribachi, Iwo Jima, Foto oleh : Joe Rosenthal. Diambil dari Wikipedia.org
Pertempuran Iwo Jima, Pintu Gerbang Kejatuhan Jepang dalam Perang Dunia II. Hari ini, tepat 73 tahun yang lalu, Gunung Suribachi di Iwo Jima berhasil direbut oleh Amerika, ditandai dengan pengibaran bendera di Puncak Gunung oleh serdadu-serdadu Amerika. Pertempuran ini dianggap salah satu pertempuran paling berdarah dalam sejarah Perang Dunia II di Pasifik. Sekutu mengira bahwa pulau kecil ini (luasnya 8 mil persegi) bisa direbut hanya dalam lima hari, ternyata satu bulan.

Pihak Jepang menderita kerugian yang sangat besar. Sekitar 22.000 serdadunya yang ditempatkan di Iwo Jima tewas, hanya 216 orang yang hidup dan tertangkap. Sementara pihak Amerika Serikat kehilangan 6,821 serdadunya, serta hampir 20.000 serdadu terluka parah.

Bagaimana sebenarnya kronologi dari pertempuran di Iwo Jima? Mari simak ulasan Siklikal berikut ini.
Pertempuran Iwo Jima, Pintu Gerbang Kejatuhan Jepang dalam Perang Dunia II
Peta Pulau Saipan - Iwo Jima dan Kepulauan Jepang. Sumber gambar : Google maps
November 1944, Lapangan terbang Saipan (Sekarang masuk Negara Kep. Mariana Utara) berhasil dikuasai oleh Amerika. Saipan akhirnya dijadikan pangkalan untuk pesawat pengebom B-29 milik Amerika.

Pertempuran Iwo Jima, Pintu Gerbang Kejatuhan Jepang dalam Perang Dunia II
Rute Pulau Saipan - Iwo Jima - Jepang. Sumber gambar : Google maps
Namun, pengeboman Jepang melalui Saipan sangat tidak efektif, sebab jarak yang teramat jauh dari Jepang, sekitar 1200 mil. Pesawat pemburu milik Amerika tidak bisa melindungi Pesawat B-29. Kesulitan ini dinilai akan teratasi jika Iwo Jima –pulau yang letaknya di tengah-tengah antara Jepang dan Saipan dikuasai oleh Amerika-.

Iwo Jima yang masih dikuasai Jepang merupakan ancaman bagi pesawat pengebom B-29 kala itu. Radar Jepang di Iwo Jima bisa saja mengetahui kedatangan B-29 dan memperingatkan Tokyo dua jam sebelum B-29 tiba di sasaran.

Pertempuran Iwo Jima, Pintu Gerbang Kejatuhan Jepang dalam Perang Dunia II
Rute Pulau Saipan - Iwo Jima - Jepang. Sumber gambar : Google maps
Bila B-29 mau menghindari Iwo Jima, ia mesti terbang jauh-jauh dari Iwo sebelum menuju sasaran.  ini berarti pemborosan bahan bakar dan meghabiskan banyak waktu, sehingga jumlah bom yang diangkut pun harus dikurangi.

Kalau pesawat pengebom B-29 mendapat kerusakan di atas wilayah yang dikuasai Jepang, pesawat tersebut dirasa tidak akan kuat untuk kembali ke Saipan yang terlampau jauh. Kalau Iwo Jima bisa dikuasai Amerika, maka pesawat B-29 yang terkena serangan Jepang bisa mendarat darurat di Iwo Jima dan bisa segera diperbaiki.

Itulah pentingnya Iwo Jima bagi Amerika, sehingga dengan cara apapun dan dengan ongkos berapapun harus segera direbut dari kekuasaan Jepang.

Gambaran Umum Pertempuran
Pertempuran Iwo Jima, Pintu Gerbang Kejatuhan Jepang dalam Perang Dunia II
Pulau Iwo Jima. Sumber gambar : Google maps
Pendaratan Sekutu (Amerika) di Iwo Jima dilakukan pada tanggal 19 Februari 1945. Tiga hari sebelumnya, kapal-kapal perang dan kapal-kapal pengangkut yang akan menurunkan 60.000 marinir sudah bersiaga di sepanjang garis pantai Iwo.

Untuk mencegah gangguan dari pesawat udara Jepang, Amerika menyerang Tokyo pada 16 Februari 1945. Sasaran utamanya adalah pabrik pesawat terbang milik Jepang. Serangan ini berlangsung berhari-hari, sehingga tujuan untuk menyerbu Iwo Jima pun tercapai.

Kala itu, Jepang sendiri sudah tidak punya armada udara, kecuali untuk pertahanan di Negara sendiri. Jumlahnya sekitar 10.000 pesawat terbang. Wilayah Laut dan udara di sekitar Iwo Jima berhasil dikuasai Sekutu. Tinggal kini pertempuran di daratan pulai Iwo Jima saja.

Pertempuran Iwo Jima, Pintu Gerbang Kejatuhan Jepang dalam Perang Dunia II
Kuribayashi Tadamichi. Sumber gambar : wikipedia
Di situasi dan kondisi yang sulit ini, serdadu Jepang dipimpin oleh Letjen Kuribayashi. Kuribayashi dipercaya untuk mengemban tugas ini karena ia adalah mantan Atase Pertahanan Jepang untuk Amerika tahun 1928-1930, bahkan ia sempat menimba ilmu di Harvard University. Sehingga, ia dianggap telah mengetahui dengan baik pola pikir orang Amerika, dan mampu untuk memperkirakan strategi yang akan digunakan oleh musuh.

Kuribayashi sudah memperkirakan dua hal dalam menghadapi pertempuran yang sangat menentukan ini, yakni :

1. Bagaimanapun Iwo Jima cepat atau lambat akan jatuh ke tangan Amerika dan dirinya beserta seluruh pasukannya akan gugur.

2. Amerika dengan kekuatan laut dan udara yang dimilikinya akan berkali-kali akan memborbardir pulau tersebut sebelum melakukan pendaratan pasukan. Ditambah lagi, operasi pendaratan tersebut dipastikan akan dibantu dengan tank-tank yang dapat dengan mudah menghancurkan parit pertahanan pantai.

Pertempuran Iwo Jima, Pintu Gerbang Kejatuhan Jepang dalam Perang Dunia II
Kuribayashi sedang menyisir pantai, lokasi diperkirakannya pasukan AS akan mendarat (dari film “Letters from Iwo Jima”).
Selain itu, setelah melihat struktur pulau Iwo Jima secara menyeluruh, Kuribayashi memperkirakan serdadu AS akan melakukan operasi pendaratan hanya melalui satu sisi. Yaitu sisi pulau yang tidak dipenuhi karang dan memiliki ombak yang tenang.
Pertempuran Iwo Jima, Pintu Gerbang Kejatuhan Jepang dalam Perang Dunia II
Pantai landai Iwo Jima. Sumber gambar : Obaradai.com
Kuribayashi sudah mengenali pola penyerangan Amerika, oleh karena itu, pertahanan pantai sama sekali tidak diperlukan dengan alasan hanya akan menambah korban di pihak Jepang. Sebagai gantinya, Kuribayashi memerintahkan para insinyurnya membuat benteng-benteng di bawah tanah, di dalam gunung Iwo Jima.

Pertempuran Iwo Jima, Pintu Gerbang Kejatuhan Jepang dalam Perang Dunia II
Peta terowongan Iwo Jima. Sumber gambar : obaradai.com
Terowongan bawah tanah sepanjang 5.000 meter digali pihak Jepang, yang satu sama lain saling berhubungan, seperti jaring laba-laba. Dimana gua-gua tersebut akan memiliki lubang jendela yang diarahkan ke lokasi pendaratan serdadu Amerika.

Taktik Kuribayashi ini terbukti ampuh. Pulau Iwo tahan pengeboman. Selama delapan bulan, Sekutu membombardir Iwo. Selama 72 hari sebelum mendarat, Sekutu mengebomnya berturut-turut. Selama tiga hari sebelum “The-Day”, kapal-kapal ini telah memuntahkan peluru ribuan ton.

Pesawat terbang Sekutu yang mau menghancurkan pertahanan Kuribayashi mengaung-ngaung di atas pulau kecil ini. Tapi apa yang mau dibom?

Pertempuran Iwo Jima, Pintu Gerbang Kejatuhan Jepang dalam Perang Dunia II
Di dalam terowongan zeni Iwo Jima.  terlihat banyak orbs yang tertangkap kamera. Sumber gambar : obaradai.com
Pesawat-pesawat pengebom bingung menentukan target yang hendak dibom dan foto yang diambil pesawat intai tak ada gunanya karena taktik Kuribayashi yang cemerlang. Dari atas tidak kelihatan apa-apa yang patut dibom. Pertahanan Kuribayashi tetap kokoh.

Jepang yang mahir dalam ilmu penyamaran, menyembunyikan sarang-sarang meriam dan senapan mesin dengan tanaman-tanaman kembang yang berwarna. Dengan menggunakan mesiu yang tidak mengeluarkan asap (smokeless powder), maka Sekutu tidak bisa menentukan datangnya dan letak sarang-sarang meriam anti-pesawat itu.
Pertempuran Iwo Jima, Pintu Gerbang Kejatuhan Jepang dalam Perang Dunia II
Muka salah satu terowongan  / Gua di Iwo Jima. Sumber gambar : obaradai.com
Karena pulau ini kecil, hanya seluas 8 km persegi,  maka tiap senjata serdadu Kuribayashi yang tersembunyi di dalam tanah dan gua di seluruh pulau ini bisa menembak sasaran di pantai.

Kuribayashi yang cerdik memberi perintah keras, jangan mengadakan serangan frontal dan tetap tinggal di dalam lubang pertahanan. Sebab, jika serangan dilakukan dengan frontal maka pihak Jepang bisa disapu sekaligus. Sebaliknya, sebagai gantinya menurut Kuribayashi, serangan balasan dilakukan di waktu malam.

Hal ini memaksa Amerika harus merebut Iwo Jima menurut cara yang ditetapkan oleh Kuribayashi (fight on enemy’s terms). Di situlah letak kehebatan strategi dari Kuribayashi.

Serdadu Amerika harus merebut Iwo Jima meter per meter, benteng per benteng, sambil merangkak dengan perut, tidak mungkin mengadakan manuver kilat. Kalau marinir Amerika berdiri sedikit saja, kontan mendapat terjangan dari tembakan serdadu-serdadu Jepang.

Penyerbu yang maju merangkak, selamat terhadap tembakan senapan mesin, tapi tidak terhadap peluru dan pecahan peluru mortir. Mortir Jepang di Iwo Jima adalah mortir raksasa. Besar diameternya 320 mm. Mortir terbesar yang pernah digunakan di medan Perang Pasifik.

Seorang dokter di kapal rumah sakit di pantai Iwo: “Saya pernah berhadapan dengan serdadu-serdadu yang luka di medan perang Normandia, tapi belum pernah luka-lukanya begitu rusak seperti di Iwo

Akhir Pertempuran
16 Maret 1945 pertahanan secara teratur berakhir, tetapi Kuribayashi masih hidup, dia hanya terputus kontak dengan sebagian anak buahnya. Mayor Horie yang pernah menjadi salah satu staff Kuribayashi menulis: Letjen Kuribayashi memimpin pertempuran di bawah sinar lilin tanpa istirahat dan tanpa tidur dari hari ke hari.

Hubungan antara dia dengan dunia luar masih ada tanggal 15 Maret. Kami kira dia gugur pada tanggal 17 Maret. Dia dipromosikan sebagai jenderal penuh pada hari itu.

Dia berkata, “Pertahanan musuh 200 atau 300 meter dari kami, mereka menyerang kami dengan api yang disemburkan dari tank. Mereka menyerukan agar kami menyerah tetapi kami tertawa dan tidak menghiraukannya.” Kabar tentang promosinya ini disampaikan Horie melalui kawat, namun tidak diketahui apakah Kuribayashi menerimanya.

“Engkau jangan berharap akan keselamatanku” - Dalam suratnya untuk istrinya, Yoshie Kuribayashi 
23 Maret 1945, kawatnya yang terakhir berbunyi, “Kami tidak makan maupun minum selama lima hari, tetapi semangat Yamato, semangat bertempur kami masih tinggi, kami akan bertempur sampai saat terakhir” dan “Kepada perwira-perwira di Chichi Jima, selamat tinggal dari Iwo”.

Dia dilaporkan melakukan seppuku (harakiri) di salah satu tempat di terowongan bawah tanah, namun jenazahnya tidak pernah ditemukan. Iwo Jima sendiri baru diduduki Amerika tanggal 26 Maret 1945 dengan harga 6.800 tewas dan 17.000 lainnya terluka. Sementara di pihak Jepang hanya 216 dari 22.000 orang yang selamat dan tertawan.


Sumber :

https://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Iwo_Jima. Dilihat 22 Februari 2018.

https://id.wikipedia.org/wiki/Tadamichi_Kuribayashi. Dilihat 22 Februari 2018.

http://obaradai.com/index.php/2015/07/21/napak-tilas-pertempuran-tentara-jepang-di-iwo-jima. Dilihat 22 Februari 2018.

Location: Jl. Alternatif Cibubur KM.3, Harjamukti, Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat 16454, Indonesia

0 comments:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html