![]() |
Kantata Takwa Cover Album 1990 |
Album ini adalah proyek kolaborasi musik dari
banyak seniman dan musisi kawakan Indonesia seperti Iwan Fals, Setiawan Djody,
Sawung Jabo, Jockie Surjoprajogo dan didukung keterlibatan penyair dan
sastrawan Indonesia W.S. Rendra. Vokalis utama tetap Iwan Fals. Album perdana
ini dikerjakan lebih gila lagi dari album lainnya, konsep musik yang fenomenal
dan megah mengantarkan grup ini menjadi grup papan atas yang tidak ada
bandingannya.
Saat dirilis dalam bentuk kaset tahun 1990, dalam
buklet album ini terdapat tiket untuk memasuki pagelaran musik akbar
"Kantata Takwa" yang diadakan pada tanggal 23 Juni 1990 di Stadion
Utama Gelora Bung Karno.
Air Mata
Di sini kita bicara
Dengan hati telanjang
Lepaslah belenggu
Sesungguhnya lepaslah
Sesuatu yang hilang
Sudah kita temukan
Walau mimpi ternyata
Kata hati nyatanya
Bagaimanapun aku harus kembali
Walau berat aku rasa kau mengerti
Simpanlah rindumu jadikan telaga
Agar tak usai mimpi panjang ini
Air mata nyatanya
Sampai berapa lama
Kita akan bertahan
Bukan soal untuk dibicarakan
Mengalirlah
Mengalirlah
Mengalirlah
Balada Penggangguran
Iwan / S Jabo / Jockie
Oh, apa jadinya, eh ini apa...
Oh, apa jadinya, eh aku lesu...
Dibolak-balik, dinalar-nalar, tanpa logika, o ya...
Diraba-raba, diterka-terka, tidak terduga, o ya...
Wo... ho... 4 x
Misteri ijazah tidak ada gunanya, ketekunan tidak ada artinya
Pembangunan, o... pengangguran, ya...
Ya ha ha ha... o ya......
Oh, penerangan, o... kegelapan, ya...
Putus asa... o ya... o ya... o.....
Akan merampok takut penjara, menyanyi tidak bisa
Bunuh diri ku takut neraka, menangis tidak bisa
Kaki lima, o... kaki lima, ya...
Kaki lima, o... o ya......
Makan debu, huh... makan debu, yah...
Ya janji palsu... o ya......
(lagu Padamu negeri......)
Dibolak-balik, dinalar-nalar, tanpa logika, o ya...
Diraba-raba, diterka-terka, tidak terduga, o ya...
Menghutang lalu lagi menghutang, tahu-tahu menipu
Pembangunan, o... pengangguran, ya...
Pengangguran, o... o ya......
Penyuluhan, o... kegelapan, ya...
Putus asa, o... o ya......
Gelisah
Iwan / Jockie
Anak muda diujung jalan
Petik gitar jilati malam
Mata merah hati nya berdarah
Sebab apa tiada yang mau tahu
Pada kelelawar ia mengadu
Pada lampu-lampu jalan sandarkan angan
Pada nada nada lontarkan marah
Pada alam raya ia berterus terang
Orang tua diremang remang
Cari teman hamburkan uang
Senyum ramah tak ada dirumah
Sebab apa tiada yang mau tahu
Gelisah jiwa bagai prahara
Orang muda orang tua
Penuh amarah membabi buta
Gelisah hidup penjara dunia
Penjara dunia
Hutan gelisah memagar hidup
Gelisah langit muntah kan badai
Kebimbangan lahirkan gelisah
Jiwa gelisah bagai halilintar
Aku gelisah
Aku gelisah
Orang orang saling bertengkar
Untuk apa bukan soal lagi
Keserakahan sudah menjadi nabi
Kekuasaan adalah jalan keluar
Pada kelelelawar ia mengadu
Pada lampu lampu jalan sandarkan angan
Pada alam raya ia berterus terang
Aku gelisah aku gelisah
Orang muda penuh luka
Terkoyak nasib tertikam gelisah
Membagi hidup menentang nasib
Gelisah badan gelisah tidur
Lingkaran setan menggelinding
Ada kah orang tidak gelisah
Aku gelisah aku gelisah
Aku gelisah
Kantata Takwa
Laa ilaha illallah......
Malam khusuk menelan tahajudku
Lidah halilintar menjilat batinku
Mentari dan cakrawala kenyataan hidup
Hanya pada-Mulah kekuasaan kekal
Ingatlah Allah yang menciptakan
Allah tempatku berpegang dan bertawakal
Allah maha tinggi dan maha esa
Allah maha lembut
Lindungilah dari ganas dan serakah
Lindungilah aku dari setan kehidupan
Berikan mentari-Mu sinar taqwa
Ya ampunilah dosa
Gerhana matahari kuasa-Mu
Bumi langit menusia ciptaan-Mu
Hari kiamat ada di tangan-Mu
Aku bersujud
Kesaksian
WS. Rendra / Iwan
Aku mendengar suara
Jerit makhluk terluka
Luka luka hidupnya
Luka
Orang memanah rembulan
Burung sirna sarangnya
Sirna sirna hidup redup
Alam semesta luka
Banyak orang hilang nafkahnya
Aku bernyanyi menjadi saksi
Banyak orang dirampas haknya
Aku bernyanyi menjadi saksi
Mereka dihinakan
Tanpa daya
Ya tanpa daya
Terbiasa hidup sangsi
Orang orang harus dibangunkan
Aku bernyanyi menjadi saksi
Kenyataan harus dikabarkan
Aku bernyanyi menjadi saksi
Lagu ini jeritan jiwa
Hidup bersama harus dijaga
Lagu ini harapan sukma
Hidup yang layak harus dibela
Nocturno
S Djody / Iwan / Jockie
Aku rasa hidup tanpa jiwa
Orang yang miskin ataupun kaya
Sama ganasnya terhadap harta
Bagai binatang di dalam rimba
Kini pikiranku kedodoran
Dilanda permainan yang brutal
Aku dengar denyut kesadaran
Tanganku capek mengetuk pintu
Sialan
Sialan
Jaman edan tanpa kewajaran
Gambar iklan jadi impian
Akal sehat malah dikeluhkan
Monyet sinting minta persenan
Sialan
Sogokan
Sialan
Sogokan
Sialan
Sogokan
Sialan
Sogokan
Aku panggil kamu jiwaku
Ku gapai kamu di kegelapan
Jadilah kamu bintangku
Jadilah kamu samuraiku
Sialan
Sogokan
Sialan
Godaan
Sialan
Godaan
Sialan
Orang-orang Kalah
Malam yang gelap mencekik bumi
Anjing menggonggong bayi merintih
Orang dipaksa saling memojokkan
Buta langkah, buta mata hatinya
Hati yang menganga
Kosong tak berdarah
tidak bercahaya
Manusia sembunyi di balik wajahnya
Kata-kata suci berubah makna
Hukum rimba telah menjadi dewa
Siapa kalah terkubur hidupnya
Mayat-mayat hidup
Sumbang suaranya
Di mana tempatnya
Mereka yang telah kalah
Terkapar tak berdaya
Mencoba mengucap doa
Berserakan di jalan menjadi srigala
Orang kalah jangan di hina
Dengan cinta kita bangunkan
Di kamar aku berkaca
Tampak wajah yang asing
Mentertawakanku
Aku terdiam
Aku merasa
Pernah juga kalah
Siang yang kering terasa menyiksa
Hati yang kering terlunta-lunta
Hentikan caci maki tak berguna
Di mataa Tuhan kita tak berdeda
Dengarlah suara
Mengajak kita
Berbagi duka
Mereka yang pernah kalah
Belum tentu menyerah
Memang jangan menyerah
Masih banyak lagi yang bisa dikerjakan
Orang kalah jangan di hina
Dengan cinta kita bangunkan
Di kamar aku berkaca
Tampak wajah yang asing
Mentertawakanku
Aku terdiam
Aku merasa
Pernah juga kalah
Paman Doblang
WS. Rendra / Iwan
Paman doblang paman doblang
Mereka masukkan kamu ke dalam sel yang gelap
Tanpa lampu tanpa lubang cahaya
Pengap
Ada hawa tak ada angkasa
Terkucil
Temanmu beratus-ratus nyamuk semata
Terkunci
Tak tahu di mana berada.
Paman doblang! Paman doblang!
Apa katamu?
Ketika haus aku minum dari kaleng karatan
Sambil bersila aku mengharungi waktu
Lepas dari jam, hari dan bulan
Aku dipeluk oleh wibawa tidak berbentuk
Tidak berupa, tidak bernama
Aku istirahat di sini
Tenaga ghaib memupuk jiwaku
Paman doblang paman doblang
Di setiap jalan mengadang mastodon dan serigala
Kamu terkurung dalam lingkaran
Para pengeran meludahi kamu dari kereta kencana
Kaki kamu dirantai ke batang karang
Kamu dikutuk dan disalahkan
Tanpa pengadilan
Paman doblang paman doblang
Bubur di piring timah
Didorong dengan kaki ke depanmu
Paman doblang, apa katamu?
Kesadaran adalah matahari
Kesabaran adalah bumi
Keberanian menjadi cakerawala
Dan perjuangan
Adalah perlaksanaan kata-kata
Rajawali
Satu sangkar dari besi
Rantai kasar pada hati
Tidak merubah rajawali
Menjadi burung nuri
Rajawali
Rajawali
Satu luka perasaan
Maki puji dan hinaan
Tidak merubah sang jagoan
Menjadi makhluk picisan
Rajawali
Rajawali
Rajawali
Rajawali
Burung sakti di angkasa
Lambang jiwa yang merdeka
Pembela kaum yang papa
Penggugah jiwa lara
Rajawali
Rajawali
Rajawali
Rajawali
Jiwa anggun teman sepi
Jiwa gagah pasti diri
Sejati
Bertahan pada godaan
Prahara atau topan
Keberanian
Setia kepada budi
Setia pada janji
Kegagahan
Menembus kabut malam
Menguak cadar fajar
Mendatangi matahari
Memberi inspirasi
Mendaki
Mendaki
Meninggi
Meninggi
Bersemi
Bersemi
Mendaki
Mendaki
Sang Petualang
Laut biru begitu lapang
Dan gelombang menghalau bosan
Petualang bergerak tenang
Melihat diri untuk pergi lagi
Ya sejenak hanya sejenak
Ia membelai semua luka
Ya sekejap hanya sekejap
Ia merintih pada samudera
Sebebas camar engkau berteriak
Setabah nelayan menembus badai
Seikhlas karang menunggu ombak
Seperti lautan engkau bersikap
Petualang merasa sunyi
Sendiri di hitam hari
Petualang jatuh terkapar
Namun semangatnya masih berkobar
Petualang merasa sepi / merasa sunyi
Sendiri dikelam hari
Petualang jatuh terkulai
Namun semangatnya bagai matahari
Sebebas camar engkau berteriak
Setabah nelayan menembus badai
Seikhlas karang menunggu ombak
Seperti lautan engkau bersikap
Ya sang petualang terjaga
Ya sang petualang bergerak
Ya sang petualang terkapar
Ya sang petualang sendiri
Iwan Fals - Album Cikal 1991
0 comments:
Post a Comment