Tuesday, March 6, 2018

Iwan Fals - Album Sore Tugu Pancoran (1985)

Iwan Fals Album Sore Tugu Pancoran
Iwan Fals - Sore Tugu Pancoran Cover Album

Masih bersama Willy Soemantri, album ini meledak di pasaran. Karena muncul bersamaan dengan film yang dibintangi Iwan Fals dengan judul ‘Damai Kami Sepanjang Hari’. Film ini bercerita tentang kehidupan pengamen yang menjadi sukses, diisi dengan lagu-lagunya Iwan. Kurang lebih menceritakan kehidupan sesungguhnya Iwan Fals. Album ini secara tidak langsung bisa dikatakan menjadi soundtrack film tersebut.



Aku Antarkan
Iwan Fals

Aku antar kau sore pukul 5
Laju roda 2 seperti malas tak beringas

Langit mulai gelap sebentar lagi malam
Namun kau harus kembali tinggalkan kota ini

Saat lampu-lampu mulai dinyalakan
Semakin erat lingkar lenganmu di pinggangku
Jarak bertambah dekat 2 kelok lagi
Setasiun bis antar kota pasti terlihat

Tak terasa seminggu sudah engkau di pelukku
Tak terasa seminggu alangkah capatnya waktu

Tak terasa seminggu rakus ku lumat bibirmu
Tak terasa seminggu tak bosan kau minta itu

Tiba di tujuan mesin ku matikan
Jariku kau genggam seakan enggan kau lepaskan

Angan dan Ingin

Sambil tersenyum dan tanpa beban
Sepanjang jalan menarik perhatian
Rambutnya panjang
Rampingnya pinggang
Celana blue jeans mengukir tubuhnya sempurna

Tua muda berangan melihatnya
Seperti aku ingin bersamanya
Tapi sayangnya
Angan dan ingin
Seperti angin

Tiada habisnya
Tiada hentinya
Melayang

Tiada habisnya
Tiada hentinya
Menggoyang

Tiada habisnya
Tiada hentinya
Menantang

Tiada habisnya
Tiada hentinya
Sehingga hujan turun mengecewakan

Berapa
Iwan Fals

Berapa jauh seorang lelaki
Tempuh jarak lalu jalan mendaki

Berapa cepat seorang lelaki
Tanpa keluh sigap dia berlari

Berapa dalam seorang lelaki
Selami lautan demi tepati janji

Berapa keras seorang lelaki
Pecahkan cadas di atas kaki sendiri

CIK
Iwan Fals

Cepat kemari calon istriku
Ajarkan aku setiap pagi
Cium mesra bibirmu

Larilah dekap tubuhku erat
Otakku buntu aku tak tahu
Hadapi soal serupa itu
Nona cantik calon istriku tolonglah aku

Pikat hatiku dengan tingkahmu
Sebelum kita siap arungi
Lautan luas penuh tantangan
Tampak perahu kecil kita menunggu di dermaga

Riak gelombang suatu rintangan
Ingat itu pasti kan datang
Karang tajam sepintas seram
Usah gentar bersatu terjang

Ulurkan tanganmu
Pasti kugenggam jarimu
Kecup mesra hatiku
Rintangan ku yakin pasti berlalu

Ulurkan tanganmu
Pasti kugenggam jarimu
Kecup mesra hatiku
Rintangan kuyakin pasti berlalu

Riak gelombang suatu rintangan
Ingat itu pasti kan datang
Karang tajam sepintas seram
Usah gentar bersatu terjang

Cepat kemari calon istriku
Ajarkan aku setiap pagi
Kucium mesra jidatmu

Larilah dekap tubuhku erat
Otakku buntu aku tak tahu
Hadapi soal serupa itu
Nona cantik calon istriku tolonglah aku

Pikat hatiku dengan tingkahmu
Sebelum kita siap arungi
Lautan luas penuh tantangan
Tampak perahu kecil kita menunggu di dermaga

Damai Kami Sepanjang Hari
Iwan Fals

Hangat mentari pagi ini
Antar ku pulang dari bermimpi
Ramah tersenyum matahari
Inginkan aku tuk bernyanyi

Indah pagi ini
Nada sumbang enyahlah kau
Biarkan kami

Perlahan kau bangunkan aku
Antarkan segelas kopi (kopi susu)
Dengar canda adik adikmu
Inginkan aku segera bersatu

Indah pagi ini
Nada sumbang enyahlah kau
Biarkan kami

Semoga akan tetap abadi
Pagi ini
Pagi esok
Esok hari
Hari nanti

Semoga tak kan pernah berhenti
Canda hari (pagi)
Canda pagi (hari)
Damai kami Sepanjang hari

Intermezo
Iwan Fals

Katanya malam sepi
Ternyata malam tak sepi
Malam katanya sama
Ternyata malam tak sama

Di desaku di kotamu
Memang ada malam
Di hatimu di hatiku
Malam memang ada

Namun malammu tak sama malamku
Namun hatimu tak sama hatiku
Pahamkah kau ceritaku tantang malam

Malam di desaku nyanyi jangkrik merdu
Malam di kotamu keluh kesah bertalu
Malam di hatiku tetap gelap tak terang
Malam di hatimu gelap jadi bumerang
Sukur...

Oh ya, di sini jurang kita
Dalam...dalam teramat dalam
Seperti gelapnya malam

Di heningnya malam
Di redupnya sinar
Satu rembulan berjuta bintang

Ayun kaki membelah sepi
Iring angan hidup punya arti
Seorang lelaki coba sembunyi

Kala keseribu teguk
Hanguslah problema yang menghimpit dada
Berbisik seorang pemabuk
Kepada dunia yang remehkan dia
Kepada dunia yang remehkan dia

Hembus angin lewat
Belai tubuh penat
Seorang lelaki bergumul pekat

Bosan kadang singgah
Di jiwa yang lelah
Kadang ada jemu
Sekejap berlalu

Sore Tugu Pancoran
Iwan Fals

Si Budi kecil kuyup menggigil
Menahan dingin tanpa jas hujan
Di simpang jalan tugu pancoran
Tunggu pembeli jajakan Koran

Menjelang maghrib hujan tak reda
Si Budi murung menghitung laba
Surat kabar sore dijual malam
Selepas isya melangkah pulang

Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu
Dipaksa pecahkan karang, lemas jarimu terkepal

Cepat langkah waktu pagi menunggu
Si Budi sibuk siapkan buku
Tugas dari sekolah selesai setengah
Sanggupkah si Budi diam di dua sisi

Tince Sukarti Binti Mahmud
Iwan Fals

Tince Sukarti Binti Mahmud
Kembang desa yang berwajah lembut
Kuning langsat warna kulitnya
Maklum Ayah Arab Ibunda Cina

Tince Sukarti Binti Mahmud
Ikal mayang engkau punya rambut
Para jejaka takkan lupa
Kerling nakal Karti memang menggoda

Jangankan lelaki muda terpesona yang
Tua jompo pun gila
Sejuta cinta antri di meja berada
Sukarti hanya tertawa

Bibirmu hidungmu indah menyatu
Tawamu suaramu terdengar merdu
Tince Sukarti hooby memang dia bernyanyi
Qasidah Rock and Roll
Dangdut keroncong ia kuasai

Tince Sukarti ingin menjadi
Seorang penyanyi
Primadona beken neng karti selalu
Bermimpi

Ibu Bapaknya enggan memberi restu
Walau sang anak merayu
Tince Sukarti dasar kepala batu
Kemas barang dan berlalu

Tince Sukarti berlari mengejar mimpi
Janji makelar penyanyi orbitkan Sukarti
Janji Sukarti di hati persetan harga diri
Kembang desa layu tak lagi wangi
Seperti dulu


Ujung Aspal Pondok Gede
Iwan Fals

Di kamar ini aku dilahirkan
Di bale bambu buah tangan Bapakku
Di rumah ini aku dibesarkan
Dibelai mesra lentik jari Ibu

Nama dusunku Ujung Aspal Pondok Gede
Rimbun dan anggun
Ramah senyum
Penghuni dusun

Kambing sembilan motor tiga
Bapak punya
Ladang yang luas habis sudah sebagai gantinya

Sampai saat tanah moyangku
Tersentuh sebuah rencana
Dari serakahnya kota
Terlihat murung wajah pribumi
Terdengar langkah hewan bernyanyi

Di depan masjid
Samping rumah wakil Pak Lurah
Tempat dulu kami bermain
Mengisi cerahnya hari

Namun sebentar lagi
Angkuh tembok pabrik berdiri
Satu persatu sahabat pergi
Dan tak kan pernah kembali

Yang Tersendiri

Terhempas ku terjaga
Dari lingkar mimpi
Pada titik sepi

Suaramu terngiang
Menembus khayalku
Yang juga tentangmu

Dan ku akui tanpa kemunafikan
Ku cinta kau
Bahwasannya keakuanku bersumpah
Ku cinta kau

Bayangmu menghantui
Setiap gerakku
Dan kemauanku

Dahagaku akanmu
Matikan emosi
Juga ambisiku

Dan ku akui tanpa kemunafikan
Ku cinta kau
Bahwasannya keakuanku bersumpah
Ku cinta kau

Iwan Fals - Album Aku Sayang Kamu 1986
Location: Jl. Kp. Leuwi Nanggung No.19, Leuwinanggung, Tapos, Kota Depok, Jawa Barat 16456, Indonesia

0 comments:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html