RAYA adalah Album karya
Iwan Fals yang dirilis pada Selasa 25 Juni 2013 di Rolling Stone Cafe, Jakarta.
Album ini dinamai sesuai nama anak bungsu Iwan Fals, Raya Rambu Rabbani (lahir
22 Januari 2003). Berisikan 18 buah lagu dengan lagu Raya sebagai lagu utama
dari album ini. sebagian pernah dibawakan saat konser live namun belum pernah
di launching / masuk dapur rekaman sebelumnya.
Adalah
Iwan Fals
Ketika jauh
darimu
Semuanya
benar-benar terasa
Rasa rindu
yang sudah pasti
Rasa
bersyukur yang tak terkira
Terima kasih
yang maha kuasa
Memberikan
kamu menemani hidupku
Keindahan
hidup yang membuat merona
Warna-warni
dunia yang sangat mempesona
Sedih dan
duka kita lalui bersama
Riang
gembira kita syukuri bersama
Rasa percaya
adalah dasar semua
Rasa rindu
kekuatan kita
Adalah benar
bersamamu
Adalah benar
menyayangimu
Adalah benar
merindukanmu
Aku Ada
Iwan Fals (feat.
Lea Simanjuntak)
Begitu
banyak yang berharap
Berbondong-bondong
orang kesana
Demi saat
yang sesaat
Walau begitu
tetap saja pergi kesana
Haru biru
mengharu
Wajah-wajah
baru selalu lahir
Memandang
dan memanggil-manggil
Inilah
kenyataannya
Aku berdiri
di kaki langit
Berusaha
untuk menghampirimu
Wajah yang
polos senyum yang tulus
Aku menjadi
penuh dosa rasanya
Kamu
memanggul bebanmu
Aku pun
begitu
Untuk kita
angkat ke atas bukit
Hanya untuk
berkata aku ada
Ya hanya
tetapi bukan sekedar hanya
Ya
hanya-hanya yang bermakna
Ya hanya
walaulah hanya
Ya hanya
untuk berkata aku ada
Api Unggun
Iwan Fals
Ayo ayo
kumpul
Di depan api
unggun
Saling
berpegangan
Saling
berpandangan
Menghangatkan
badan
Menghangatkan
hati
Agar hidup
ini jadi lebih berarti
Ayo ayo
kumpul
Keluar dari
tenda
Kita
nyanyi-nyanyi
Sambil
nari-nari
Hentakkanlah
kaki
Lantangkan
suaramu
Mumpung ada
disini
Ayo kita
berbagi
lalalala..
hore
Usah kamu
pusing
Usah kamu
resah
Lepaskanlah
dirimu
Jangan terus
membatu
Hidup ini
sebentar
Sayang kalau
terbuang
Ayo ikut aku
jangan malu malu
Lalalala
Lihat ke
angkasa taburan bintang-bintang
Satu di antaranya
adalah kamu
Lihat di
depanmu gairah bara api
Yang akan
menjagamu bila sang bintang pergi
Lalalala ..
hore
Lihat di
sekitar
Tebarkanlah
damaimu
Agar hidup
indah
Tak perang
melulu
Ayo ayo
kawan
Angkat
selimutmu
Jangan
ragu-ragu
Jangan
malu-malu
Lalalala ..
hei hei!
Lalalala ..
hore!
Hu! hu!
Bangsat
Iwan Fals
Sudahkah
kita terbebas dari korupsi
Merdeka tapi
koruptor berkeliaran
Hari-hari
gelap
Di mana
cahaya itu
Hari-hari
gelap
Orang miskin
tersenyum padamu
Teganya kau
beri makan keluargamu
Dengan
rejeki dari bangkai saudaramu sendiri
Padahal kita
tahu hidup hanyalah sesaat
Padahal kita
pun tahu itu namanya sesat
Nasehat
nasehat tinggallah nasehat
Ingin
selamat tapi kelakuan bejat
Kalau begitu
aku perlu bertanya lagi
Apakah
benar-benar kita sudah merdeka
Aku jadi
ragu
Terpaksa
kujilat lagi ludahku
Maafkanlah
aku tak mampu
Meraih
merdekamu
Lagu untuk
rakyat
Yang sudah
jadi pejabat
Pejabat yang
senangnya
Menghisap
darah rakyat
Bangsat
Bagaimana
mungkin kita merdeka
Kalau hutang
sini hutang sana
Masih jutaan
orang yang hidupnya sengsara
Di zamrud
khatulistiwa
Yang tentram
raharja
Masukkan ini
ke dalam mimpimu
Cinta Itu
Iwan Fals
feat. Rosana Listanto
Cinta itu
mulia
Kasih sayang
ada di
dalamnya
Saling
memberi saling
melayani
Saling
menyayangi tidak
Menyakiti
Lalu
lahirlah kehidupan
Cinta itu
sederhana
Nggak
neko-neko ya apa
Adanya
Menerima
segala kekurangan
Mendermakan
yang berlebih
Nggak
jelimet dan selalu
Bergembira
Air matanya
air mata
bahagia
Bukan air
mata buaya oh
Yang penuh
cinta pasti
bersinar
Menerangi
sekitarnya
Tidak gelap
tidak
menakutkan
Cinta itu
bukan nafsu
Cinta itu
tak terburu-buru
Penuh rasa
syukur
Penuh pujian
bahagia
bercahaya
Siapapun
bisa berlindung
Di situ
Dan yang
pasti cinta itu
Menghidupi
Cinta itu
mulia
Cinta itu
sederhana
Cinta itu
bukan nafsu
Cinta itu
tak cemburu
Cinta itu
cinta
Cinta itu
menghidupi
Cinta itu
cinta
Cinta itu
Dajal Net
Iwan Fals
Aku
kecanduan internet
Twitter
facebook dan mbah google
Belum lagi
youtube dan you ssst
Lalu
situs-situs lainnya
Bangun tidur
tidur lagi
Mencet sana
mencet sini
Sudah nggak
peduli lagi dengan yang lain
Kerjaan
berantakan
Kewajiban
melayang
Sakit
pinggang leher dan mata
Duh kasihan deh
aku
Ketawa-ketawa
sendiri
Sedih-sedih,
sedih sendiri
Marah-marah,
marah sendiri, ya sendiri
Gila kok
bisa seperti ini ya
Drakula
pulsa cekikian
Sambil
menyedot darah pelanggan
Dan darahku
yang pas-pasan
Memang teman
semakin banyak
Teman yang
sama-sama gendeng
Internet
dekatkan yang jauh
Internet
menjauhkan yang dekat
Otakku
kutitipkan di situ
Jadi malas
mengingat, malas belajar
Toh semuanya
ada di situ
Ayo mau
tanya apa ayo tinggal klik
Mbah google
bisa menjawabnya
Sama seperti
yang lain
Hobiku jadi
suka nunduk
Di halte di
pasar
Di rumah
ibadah
Di rumah
sakit di sekolah
Bahkan di
sidang parlemen
Pun
orang-orang pada menunduk
Oh ilmu padi
rupanya
Semakin
berisi semakin merunduk
Informasi
dalam hitungan detik
Berita
tinggal pilih aje
Semua orang
jadi pandai nyontek
Ya nyontek
Teknologi
komunikasi kok jadi tak bisa komunikasi
Lha sudah
pada tau semua kan orang jadi malas berbicara
Ketawa-ketawa
nggak jelas
Sedih-sedih,
sedih nggak jelas
Marah-marah,
marah nggak jelas
Nggak jelas
Semua
kesedot ke layar itu
Layar
peradaban
Yang sudah
dijanjikan
Seperti
dajal dengan matanya yang satu itu
Semuanya
pergi menuju ke situ
Gadis Tani
Iwan Fals
Siapakah itu
yang ada di balik rerumpunan padi
Wajah
menunduk mungkinkah malu
Kulit
coklatmu merindu
Lumpur di kaki
Lumpur di
tangan
Bahkan di
wajah
Dan sekujur
badan
Tidak
membuat kau menjadi kotor
Bahkan
cantikmu semakin menjadi
Oh gadis
tani
Kau bawakan
pacarmu nasi
Oh gadis
tani
Teriakanmu
begitu alami
Mengusir
burung-burung
Yang selalu
menggoda
Husssaaa!
Aku terdiam
aku tercenung
Menyaksikan
itu
Lalu terharu
dan lalu cemburu
Pada lelaki
yang beruntung itu
Keringat
yang menetes
Di antara
dua alis matamu
Tumit yang
pecah melangkah lincah
Di pematang
sawah penuh gairah
Menyongsong
hari depan yang tak begitu jelas
Katanya
Iwan Fals
Ft. Lea Simanjuntak
Kalau orang miskin dilarang sakit
Tentulah makam akan bertambah sempit
Kalau orang miskin tak boleh pandai
Tentu serakah semakin menyeringai
Sempat aku bingung kenapa ini terjadi
Di negeri yang subur dan baik hati
Katanya zamrud khatulistiwa
Nyatanya kilau air mata
Katanya serpihan surga
Nyatanya oh ..
Keluh kesah tak selesaikan masalah
Malah membuat hati bertambah gundah
Kenyataan ini ada di depan mata
Kemanapun kau pergi bahkan terbawa mimpi
Katanya zamrud khatulistiwa
Nyatanya kilau air mata
Katanya serpihan surga
Nyatanya oh ..
Stop mengeluh ayo singsingkan lengan
Bahu membahu saling membantu
Jutaan manusia menunggu senyum tulusmu
Memang tak mudah tapi bukan berarti tak bisa
Hei hei hei hei Indonesia
Cukuplah sudah keluh kesah itu
Jangan tumpah lagi air matamu
Kalaupun tumpah adalah air mata bahagia
Karena bangga menjadi Indonesia
Katanya zamrud khatulistiwa
Nyatanya
kilau air mata
Katanya
serpihan surga
Nyatanya oh
..
Katanya
zamrud khatulistiwa
Katanya
serpihan surga
Kopi Top
Iwan Fals
Pagi siang
sore malam
Apalagi
ngumpul bareng teman-teman
Ngobrol
ngalor ngidul asiknya nggak karuan
Serasa dunia
milik kita
Pagi siang
sore malam
Walaupun
luntang lantung sendirian
Kopi top
ngopi top
Serasa jadi
orang paling ngetop
Inspirasi
mengalir cukup secangkir
Ngopi top
kopi top
Top coffee,
top topnya kopi top
Seruput
seruput seruput
Apalagi yang
gila pengen ngetop
Jangan lupa
nyeruput top coffee
Kalau lagi
suntuk atau kamu mengantuk
Seduhlah
kopi top ayo segera diaduk
Seteguk
nyeruduk paling sip sambil duduk
Seruput
seruput seruput
Kalau sudah
duduk jangan lupa berdiri
Karena kursi
empuk jangan salahkan kopi
Ngopinya
kopi top bukan kopi asal kopi
Ngopi ngopi
ngopi ngopi ngopi ayo ngopi ngopi kopi asli hasil tani anak negeri
ngopi ngopi
ngopi ngopi ngopi ayo ngopi
Seruput
Ngopi ngopi
ngopi ngopi
Bongkar
kebiasaan lama yang nggak top
Lekaslah Sembuh
Iwan Fals
Engkau yang
selalu tersenyum
Membuat
tenang orang yang ada di dekatmu
Tubuhmu
meliuk di alunan lagu-lagu
Jemari
hidupmu mencabik dalam diam
Bertahun
sudah engkau lewati
Perjalanan
hidup yang penuh pertanyaan ini
Namun kau
tetap tegar tak goyah
Terhadap
pilihan yang sedang kau jalani
Selalu
terngiang, terngiang-ngiang
Kata-katamu
tentang ketegaran jiwa
Saat aku
pernah merasa tergempur
Dan kini aku
datang untukmu
Dihormati
kawan, tak berlawan
Tuturmu yang
lembut tak menyakitkan
Kini kau
sedang sakit
Badanmu yang
sakit
Tapi aku
yakin ini hanya sementara
Lekaslah
sembuh dan kembali manggung
Memang badan
kan habis dimakan waktu
Setiap yang
hidup begitulah adanya
Cahaya
jiwamu kian memancar
Menghangati
yang beku dan kegelapan
Lekaslah
sembuh dan kembali
Mengisi
hidup yang sebentar ini
Tetap tegar
dalam cobaan
Sungguh kau
tak sendirian
Tetap
bersyukur sesulit apapun
Sungguh kau
tak sendirian
Negeri Kaya
Iwan Fals
Negeri ini
memang kaya
Kaya
orangnya, kaya binatangnya
Negeri ini
memang kaya
Kaya
alamnya, kaya budayanya
Negeri ini
memang kaya
Kaya
pejabatnya, kaya penjahatnya
Negeri ini memang
kaya
Kaya idenya,
kaya sejarahnya
Negeri ini
memang kaya
Hei, Bung
Karno…
Aku
bersimpuh di makammu
Hei, Bung
Karno…
Nyenyakkah
tidur abadimu
Kudatang
mengganggu istirahatmu
Negeri ini
memang kaya
Kaya
rakyatnya yang menangis di ujung parang
Kaya harapannya,
kaya agamanya
Merah putih
termangu
Terkulai
berdebu di pojok gedung bekas penjajah
Pancasila
meronta
Garuda
tertatih melayang pergi
Negeri ini
memang kaya
Hei, Bung
Karno…
Aku
bersimpuh di makammu
Sebarkan
kembang ibu yang letih
Hei, Bung Karno…
Nyeyakkah
tidur abadimu
Inikah
nyanyian kecewa
Hei, Bung
Karno…
Aku
bersimpuh di makammu
Akankah
kisahmu menjadi api
Hei, Bung
Karno…
Nyenyakkah
tidur abadimu
Dingin yang
aneh menyiksa negeri
Merah putih
termangu
Terkulai
berdebu di pojok gedung bekas penjajah
Pancasila
meronta
Garuda
tertatih melayang pergi
Negeri ini
memang kaya
Hei, Bung
Karno…
Aku
bersimpuh di makammu
Maafkanlah
aku yang cengeng
Hei, Bung
Karno…
Nyeyakkah
tidur abadimu
Tularkan
keberanianmu itu
Hei, Bung
Karno…
Aku
bersimpuh di makammu
Suaramu
menggelegar di kalbu
Hei, Bung
Karno…
Nyeyakkah
tidur abadimu
Biarlah
mimpi itu kan nyata
Negeri ini
memang kaya
Kaya
penguasanya yang miskin hatinya
Kaya
marahnya Indonesia Raya
Negeri ini
memang kaya
Pelaut
Iwan Fals
Luasnya tak terhingga
Angin bahkan
badai adalah temannya
Gemuruh
ombak nyanyiannya
Tuk hidup
yang harus diperjuangkan
Berhari
berbulan dan tahun
Ungkapkan
hati pada samudera
Amanah ini
sudah suratan
Tidaklah
sesal jadi harapan
Pelaut-pelaut
para pelaut
Inilah
nyanyian membiru
Riak ombak
di pelabuhan
Adalah
secercah harapan
Pelaut-pelaut
para pelaut
Mengerang di
lautan
Laut hidup
tak boleh ke laut
Ada ikan
yang menemani
Terkadang
camar mengabarkan
Kisahmu
sepanjang jaman
Untuk
kebanggaan yang ada
Terpajang di
ruang keluarga
Raya
Iwan Fals
Dua-dua
januari dua ribu tiga
Raya rambu
rabbani anak yang ketiga
Dua-dua
januari anak nomor tiga
Tanggal dan
bulan sakti janjian kita
Mas Galang
dan mbak Cikal lahir januari juga
Padahal papa
mama mu virgo dan libra
Yang jelas itu
rezeki keluarga kita
Raya rambu
rabbani anak yang ketiga
Lahir di
desa sepi yang menjadi kota
Gemuruh
doa-doa menjaga dirimu
Bersyukurlah
selalu jangan sampai lupa
Tak terasa
sudah tahun-tahun berlalu
Tumbulah
tumbuh menjadi yang kau mau
Janganlah sombong
jangan jadi penipu
Bergembira
selalu tolong orang yang tidak mampu
Raya rayalah
hati
Pikiran juga
badan
Raya rambu
rabbani anak desa
Yang memikul
beban dengan riaang [tenaaang]
Lihatlah ia
sedang menyaapa dunia
Dua-dua
januari rayalah Rabbani
Rambu-rambu
syurga juga duniawi
Kau datang
tak terduga menjadi tenaga
Dalam hidup
sementara yang penuh makna
Jangan sesali
semua sudah terjadi
Suka dan duka
tergantung engkau sendiri
Waspadalah
selalu dalam menjalani
Tetap gagah
berdiri, lewati badai sendiri
Rekening Gendut
Iwan Fals
Rekening
gendut
Rekening
gendut yang bisa kentut
Kebanyakan
ngemil
Daging
rakyat dicuil-cuil
Di
koran-koran di televisi
Lucu namanya
nggak lucu akibatnya
Rekening
gendut kentut tak berbunyi
Tapi baunya
busuk sekali
Ia cuma kertas
Dengan
halaman berlembar-lembar
Keluar masuk
duit
Sulit
terlihat karena dikempit
Angka-angka
terus memuai
Entah dari mana
singgah di mana
Transaksi
gelap di dunia perbankan
Rahasia umum
atas nama kepentingan umum
PNS muda
mungkin juga yang tua
Golongan 3B
sampai ke level menteri
TNI Polri
juga tak terkecuali
Entah
bagaimana dengan presidennya
Wakil
rakyatnya rekening gendut
Jaksa dan
hakim rekening gendut
Wartawannya
rekening gendut
Kalo yang
nyanyi rekeningnya pas-pasan
Rekening
gendut gedibal-gedibel
Jembatan
roboh kalau dia berjalan
Rekening
gendut nasi dan sambel
Sepiring tak
cukup lalu ke jamban
Diusut-usut
ya tetap gendut
Rekening
gendut bak benang kusut
Rekening
gendut semakin gendut
Mungkin yang
ngusut rekeningnya gendut
Sampah
Iwan Fals
Buanglah
sampah pada tempatnya
Sampah
jangan dibuang-buang percuma
Bisa jadi
macam-macam bukan hanya semacam
Bau kotor
dan segala yang menjijikkan
Sampah
bukanlah musuh, bukan pula setan
Sampah hanya
sesuatu yang belum termanfaatkan
Jangan
dimusuhi apalagi diperangi
Sebab
kemanapun kau pergi ada dia di situ
Sampah
kertas plastik kaleng
Yo ayo
didaur ulang jadi uang
Sampah
sisa-sisa makanan
Yo ayo
didaur ulang jadi uang
Sampah racun
Yo ayo
didaur ulang jadi uang
Sampah
masyarakat
Ayo didaur
ulang jadi orang
Sampah
Kalau kita
tak bersahabat dengannya
Ia bisa
ngambek dan membunuh kita
Kalau kita
semua menganggap remeh dia
Jangan
salahkan kalau dunia kiamat duluan
Si Putri & Si Fulan
Iwan Fals
Ini kisah
cinta demonstran
Si putri dan
si fulan jumpa di depan istana
Terkadang di
gerbang DPR
Istana dan
DPR tempat mereka pacaran
Sehabis demo
kecapean
Tenggorokan
kering perut keroncongan
Es kelapa
muda sepiring ketoprak
Mata saling
memandang
Akhirnya
jadian, bukan jadi-jadian
Si putri dan
si fulan
Menuntut
harga diturunkan
Si putri dan
si fulan
Butuh
presiden yang negarawan
Si putri dan
si fulan
Tak punya
ambisi politik apalagi jadi pejabat
Yang dia
inginkan negeri ini seperti apa yang diajarkan
dosen-dosennya
Usai demo
usai kuliah
Dapat
sarjana mereka menikah
Pulang
kampung bangun desa
Seperti yang
mereka cita-citakan
Sebab di
desa cita-cita jadi nyata
Si putri dan
si fulan
Membuat desa
sejahtera
Anak-anaknya
mulai tumbuh dewasa
Lalu
mengikuti jejak orang tuanya
Menjadi
demonstran juga
Si putri dan
si fulan
Lagu cinta
para demonstran
Neng geulis
akang jagoan
Si putri dan
si fulan
Lau cinta
para demonstran
Semakin
geulis
Semakin
tampan
Tak Kenal Maka Tak Sayang
Iwan Fals
Sudah
seharusnya kita harus menghargai
Makanan yang
sering disia-siakan
Bahan pangan
kita cukup banyak dan enak untuk disajikan
Bisa diolah
macam-macam
Walau
nyatanya masih banyak yang belum terolah
Tidak perlu
khawatir dengan makanan asing
Yang masuk
ke negeri ini
Hanya memang
perlu kita waspadai dan terima perbedaan
dengan
tenang
Seperti
pepatah kuno yang sering kita dengar
Tak kenal
maka tak sayang
Banggalah
dengan yang kita punya
Berkreasilah
dengan bahan pangan yang ada
Karena itu
adalah karunia
Yang
diberikan untuk bangsa ini
Lihatlah
daratan yang begitu luas
Lautan
terbentang termangu
Mengundang
kita tak jemu
Siapkah
untuk bercumbu
Berterimakasihlah
pada yang maha kuasa
Akan semua
pemberiannya yang melimpah ruah ini
Lalu
selaraskanlah dengan perilaku kita
Memberi
makan Indonesia
Memberi
makan dunia
Tangan Kosong
Iwan Fals
Awalnya
putih murni dan suci
Seperti bayi
baru lahir
Ia lemah
sekaligus liat
Energinya
berlipat-lipat
Pertumbuhannya
tergantung sang guru
Lalu kuning
bak matahari
Yang
memberikan semangat
Hari baru
menyambutnya
Ia bersinar
bagi sekitar
Kepribadiannya
tumbuh dan ingin segera bertarung
Tangan
kosong isi kosong
Bukan omong
kosong
Bukan tong
kosong (pepesan kosong)
Tangan
kosong (hei) kantong kosong
Tak boleh
bohong tapi hati plong
Rumput hijau
pepohonan
Siapapun
betah di situ
Memberikan
perlindungan
Menuju
keseimbangan
Lalu ia memberi
oksigen tanpa pamrih
Langit biru
dan samudera
Tak terkira
luas dan dalamnya
Tantangan
sekaligus keindahan
Kendali diri
selalu teruji
Tetapi
kesetiaannya terus menemani
Tanah cokat
sabar berisi
Kokoh stabil
mengayomi
Ia rendah
hati
Tentu saja
menghidupi
Seharusnyalah
ia subur
Tak gersang
Akhirnya
hitam tak terduga
Keteguhan
karena tempaan
Percaya diri
Sudahlah
bulat
Jadi idaman
dalam kebaikan
Tanggung
jawabnya
Bertambah
besar
Walau
demikian ini barulah awal
Awal dari
sebuah perjalanan
Hidup yang panjang
0 comments:
Post a Comment